Kesiapan tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah cerminan dari kekuatan dan keandalan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang dimilikinya. Dalam konteks modern, memiliki Alutsista Tangguh bukan hanya tentang kuantitas, melainkan juga kualitas, kemampuan adaptasi, dan keberlanjutan pasokan. Di sinilah peran industri pertahanan nasional menjadi sangat vital, menyediakan dukungan krusial yang memastikan Alutsista Tangguh TNI selalu dalam kondisi prima dan relevan dengan ancaman. Industri pertahanan juga menjamin dukungan logistik dan pemeliharaan jangka panjang. Upaya kolektif ini adalah pilar utama dalam mewujudkan Alutsista Tangguh yang mandiri. Panglima TNI, dalam sebuah acara diskusi di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, pada 28 Mei 2025, menekankan bahwa “Kemandirian industri pertahanan adalah kunci menuju kesiapan tempur sejati.”
Dukungan industri pertahanan nasional terhadap kesiapan tempur TNI dapat dilihat dari beberapa aspek:
- Produksi dan Perakitan Lokal: Industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad, PT PAL Indonesia, dan PT Dirgantara Indonesia, telah mampu memproduksi berbagai jenis Alutsista. PT Pindad, misalnya, memproduksi kendaraan taktis Komodo dan Anoa, yang dirancang sesuai dengan karakteristik medan Indonesia dan kebutuhan operasional TNI. Ini mengurangi ketergantungan pada impor dan memastikan ketersediaan suku cadang serta layanan purna jual yang lebih cepat. Produksi lokal juga memberikan kesempatan bagi insinyur dan teknisi Indonesia untuk menguasai teknologi pertahanan.
- Pemeliharaan dan Perbaikan (MRO): Alutsista Tangguh memerlukan perawatan dan perbaikan rutin untuk menjaga operasionalitasnya. Industri pertahanan nasional memiliki kapabilitas untuk melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul (MRO) berbagai jenis Alutsista. Ini jauh lebih efisien dibandingkan harus mengirim Alutsista ke luar negeri untuk perbaikan, menghemat waktu dan biaya. Kemampuan MRO lokal juga memastikan Alutsista selalu siap digunakan kapan pun dibutuhkan. Contohnya, PT Dirgantara Indonesia memiliki fasilitas MRO untuk berbagai jenis pesawat yang dioperasikan TNI Angkatan Udara.
- Modernisasi dan Upgrade: Seiring perkembangan teknologi, Alutsista yang ada perlu dimodernisasi. Industri pertahanan nasional terlibat dalam program upgrade Alutsista lama agar tetap relevan dan memiliki kemampuan setara dengan Alutsista baru. Ini bisa berupa peningkatan sistem avionik pesawat, penambahan fitur pada kendaraan tempur, atau pemasangan sistem senjata baru pada kapal.
- Riset dan Pengembangan (R&D): Industri pertahanan juga aktif dalam kegiatan R&D untuk menciptakan Alutsista yang inovatif dan disesuaikan dengan ancaman spesifik Indonesia. Riset ini melibatkan kolaborasi dengan universitas dan lembaga penelitian. Hasilnya dapat berupa prototipe senjata baru atau sistem sensor yang lebih canggih.
Dengan dukungan komprehensif dari industri pertahanan nasional, TNI dapat memastikan bahwa mereka selalu memiliki Alutsista Tangguh yang siap menghadapi berbagai skenario ancaman, menjaga kedaulatan negara, dan melindungi seluruh rakyat Indonesia.