Latihan gabungan bersama Rusia dan Indonesia dijadwalkan digelar di Surabaya mulai awal November 2024. Inisiatif ini menandai komitmen Indonesia dalam menjalin kerja sama militer dengan berbagai negara, memperkuat diplomasi pertahanan aktif dan non-blok. Ini adalah langkah fundamental untuk meningkatkan kemampuan TNI, sekaligus mengirim sinyal bahwa Indonesia terbuka untuk kolaborasi pertahanan dengan beragam kekuatan global.
Adanya riwayat hubungan baik antara Indonesia dan Rusia di berbagai sektor, termasuk pertahanan, menjadi dasar latihan gabungan ini. Kerja sama militer dengan Rusia bukan hal baru; Indonesia telah melakukan Pengadaan Alutsista dari Rusia di masa lalu. Latihan ini meminimalisir dampak kesalahpahaman dan meningkatkan interoperabilitas antara kedua angkatan bersenjata, membangun saling pengertian yang lebih mendalam dalam konteks militer.
Penjadwalan latihan gabungan di Surabaya menunjukkan fleksibilitas dan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah. Surabaya, dengan fasilitas militernya, adalah lokasi strategis untuk latihan berskala internasional. Ini juga merupakan kesempatan bagi personel TNI untuk mengasah kemampuan di lingkungan yang familiar, sekaligus belajar dari doktrin dan taktik militer Rusia, yang memiliki pengalaman tempur yang luas dan unik di berbagai medan.
Fokus spesifik dari latihan gabungan ini belum diumumkan secara rinci, namun diperkirakan akan mencakup berbagai aspek seperti taktik operasional, command and control, dan mungkin simulasi ancaman tertentu. Ini adalah kesempatan bagi TNI untuk mempraktikkan kemampuan yang diperoleh dari Pengadaan Pesawat baru atau Drone Tempur yang sedang dikembangkan, menguji coba kemampuan yang telah dimiliki dan dikembangkan secara bertahap.
Pemerintah menyediakan dukungan penuh untuk penyelenggaraan latihan gabungan ini. Anggaran Pertahanan kemungkinan besar telah dialokasikan untuk memastikan fasilitas dan logistik yang memadai bagi partisipasi prajurit Rusia. Hal ini sejalan dengan kebijakan Prioritas Produk Dalam Negeri, di mana alutsista buatan Indonesia mungkin turut digunakan dalam latihan, menunjukkan kapabilitas nasional kepada dunia.
Latihan militer semacam ini memiliki dimensi yang melampaui sekadar aspek teknis dan taktis. Ini juga merupakan alat diplomasi yang kuat. Dengan berpartisipasi dalam latihan gabungan dengan Rusia, Indonesia menunjukkan independensinya dalam menjalin hubungan pertahanan, tanpa terikat pada satu blok kekuatan tertentu. Ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain yang netral dan berdaulat di panggung internasional.
Selain itu, pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara prajurit TNI dan Rusia akan sangat berharga. Memahami bagaimana militer lain beroperasi, berpikir, dan merespons situasi tertentu dapat memberikan wawasan baru bagi TNI. Ini meningkatkan kemampuan adaptasi dan inovasi, mempersiapkan TNI menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas dan kompleks di masa depan.