Yogyakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Australian Defence Force (ADF) kembali menjalin kerja sama erat melalui pelaksanaan latihan gabungan yang kali ini secara spesifik memfokuskan diri pada operasi penanggulangan bencana. Inisiatif penting ini diumumkan oleh Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklatad), Letnan Jenderal Arif Rahman, dalam acara pembukaan latihan yang berlangsung di Lapangan Upacara Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat, Jawa Barat, pada hari Senin, 19 Mei 2025. Latihan gabungan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan taktis dan operasional personel kedua negara dalam merespons secara efektif dan efisien terhadap berbagai jenis bencana alam.
Menurut Letnan Jenderal Arif Rahman, latihan gabungan yang diberi nama sandi “Pacific Assist 2025” ini akan melibatkan 1.500 personel TNI AD dari berbagai satuan, termasuk Kopassus, Kostrad, dan Kodam III/Siliwangi, serta 500 personel ADF dari Brigade ke-3, Batalyon ke-8/9 Royal Australian Regiment. Latihan ini akan berlangsung selama satu minggu penuh, mulai tanggal 19 hingga 25 Mei 2025, dengan serangkaian simulasi yang dirancang untuk menguji kemampuan dalam penanganan gempa bumi, tanah longsor, banjir bandang, dan kebakaran hutan.
Rangkaian kegiatan dalam latihan gabungan ini meliputi pendirian posko taktis gabungan, prosedur evakuasi korban bencana, pemberian bantuan medis darurat, distribusi bantuan logistik, serta koordinasi dengan berbagai instansi sipil terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Palang Merah Indonesia (PMI). Skenario latihan juga akan melibatkan penggunaan teknologi terkini seperti drone untuk pemetaan wilayah terdampak bencana dan sistem komunikasi satelit untuk menjaga koordinasi antar tim.
“Fokus utama dari latihan gabungan ini adalah meningkatkan interoperabilitas dan sinkronisasi antara TNI AD dan ADF dalam operasi penanggulangan bencana,” tegas Letnan Jenderal Arif Rahman. Beliau menambahkan bahwa pemilihan fokus ini didasarkan pada tingginya risiko bencana alam di kawasan Asia Tenggara dan pentingnya kerja sama lintas negara dalam memberikan respons yang cepat dan terkoordinasi.
Brigadir Jenderal Robert Field, Komandan Brigade ke-3 ADF, yang turut hadir dalam upacara pembukaan latihan, menyampaikan bahwa ADF sangat antusias untuk berpartisipasi dalam latihan yang berfokus pada aspek kemanusiaan ini. Beliau menekankan bahwa berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam penanggulangan bencana akan sangat bermanfaat bagi kedua negara. “Kami memiliki pengalaman yang berbeda dalam menghadapi berbagai jenis bencana, dan latihan ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk saling belajar dan meningkatkan kemampuan bersama,” ujarnya.
Selama pelaksanaan latihan, para peserta juga akan berinteraksi dan bertukar informasi mengenai teknik dan prosedur penanggulangan bencana yang diterapkan di masing-masing negara. Sesi diskusi dan sharing session akan diadakan di sela-sela simulasi lapangan. Tim pengamat dari kedua negara juga akan bertugas untuk mengevaluasi jalannya latihan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan. Diharapkan, latihan gabungan “Pacific Assist 2025” ini akan menghasilkan peningkatan signifikan dalam kemampuan TNI dan ADF dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana di kawasan regional.