Menjaga NKRI: Arah dan Kebijakan Pertahanan oleh Panglima TNI

Tugas utama Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar. Di bawah kepemimpinan Panglima TNI, arah dan kebijakan pertahanan negara dirumuskan secara cermat, memastikan setiap upaya difokuskan pada menjaga NKRI dan kedaulatannya. Pemahaman akan visi Panglima TNI ini menjadi kunci untuk melihat bagaimana pertahanan nasional bergerak dinamis.

Arah dan kebijakan pertahanan yang ditetapkan oleh Panglima TNI selalu berlandaskan pada Doktrin Pertahanan Semesta (Sishankamrata), yang menekankan keterlibatan seluruh komponen bangsa dalam sistem pertahanan. Ini berarti TNI tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tetapi juga berupaya memberdayakan masyarakat, sumber daya alam, dan sumber daya buatan sebagai bagian integral dari pertahanan. Dalam konteks modern, kebijakan ini diperbarui untuk menghadapi ancaman hibrida, seperti terorisme, perang siber, dan intervensi asing non-militer yang dapat mengganggu stabilitas dan keutuhan wilayah. Sebagai contoh, dalam sebuah forum diskusi pertahanan di Jakarta pada 19 Juli 2025, Panglima TNI menegaskan bahwa “seluruh elemen bangsa harus bersatu padu dalam menjaga NKRI dari segala bentuk ancaman, baik yang terlihat maupun tidak terlihat.”

Visi Panglima TNI juga sangat berfokus pada modernisasi alutsista dan peningkatan profesionalisme prajurit. Program Minimum Essential Force (MEF) terus menjadi prioritas, memastikan TNI memiliki kekuatan pokok minimum yang relevan dan efektif untuk melindungi kepentingan nasional. Ini mencakup pengadaan jet tempur generasi terbaru dari berbagai negara mitra, kapal selam yang mampu beroperasi di perairan dalam, sistem pertahanan udara terintegrasi, hingga pengembangan teknologi drone dan siber. Seluruh pengadaan ini diiringi dengan upaya peningkatan kapasitas industri pertahanan dalam negeri agar tidak terlalu bergantung pada pihak asing.

Bersamaan dengan modernisasi alutsista, Panglima TNI juga mengarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) prajurit. Pendidikan dan latihan terus-menerus dilakukan untuk mengasah kemampuan teknis, taktis, dan strategis prajurit. Penekanan pada etika militer, disiplin tinggi, dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi menjadi fundamental. Latihan bersama dengan negara-negara sahabat, seperti latihan Super Garuda Shield yang melibatkan militer Amerika Serikat dan negara-negara Pasifik setiap tahun, juga menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan interoperabilitas dan kapabilitas prajurit TNI di kancah internasional.

Selain tugas-tugas militer konvensional, kebijakan pertahanan juga mencakup Operasi Militer Selain Perang (OMSP). TNI aktif dalam penanggulangan bencana alam, seperti bantuan evakuasi dan distribusi logistik saat terjadi banjir di salah satu provinsi pada 10 Juli 2025. TNI juga berperan dalam pengamanan wilayah perbatasan, membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa. Seluruh arah dan kebijakan ini mencerminkan komitmen penuh Panglima TNI dalam menjaga NKRI agar tetap utuh, berdaulat, dan aman dari segala ancaman.

Tulisan ini dipublikasikan di Militer. Tandai permalink.